Pendahuluan
I. Latar Belakang Masalah
Berawal dari permasalahan dalam diri yaitu; keraguan, kecemasan, dan ketakutan akan suatu hal. Tidak mudah untuk menangkap gejala atau ciri dari gangguan kesehatan mental ataupun mengenalnya secara tepat. Terkadang kita sebagai manusia merasa kuat dan kokoh tapi kita tidak mengetahui padahal kita mulai mengalami kehilangan arah, kurang keseimbangan dalam menjalani kehidupan ini, Tidak lain hal itu terjadi karena kita kurang mendekatkan iman pada Yang Maha Kuasa ataupun kita menglami tekanan jiwa yang sangat memberatkan kehidupan kita. Ketakutan dan kecemasan adalah dua musuh utama bagi permasalahan dan kesehatan jiwa. Masalah kecemasan(anxiety) dan kegelisahan (rest lessness) merupakan salah satu sebagian faktor utama yang menyebabkan gangguan kejiwaan (neuorosis). Cemas adalah suatu ketakutan terhadap hal – hal yang belum terjadi. Ia biasanya muncul bila manusia berada dalam keadaan yang ia duga akan merugikan dan ia rasakan akan mengancam dirinya, dimana manusia merasa tidak berdaya menghadapi karena yang ia cemaskan itu belum terjadi, maka rasa cemas itu sesungguhnya merupakan ketakutan yang ia ciptakan sendiri. Kecemasan dan kegelisahan yang dapat menyebabkan seseorang menderita neurosis atau masalah kejiwaan adalah karena perasaan tersebut selalu mengusai semua perjalanan hidupnya. Maka menjadikan keadaan jiwa yang tenang dan tentram adalah merupakan terapeutik yang pokok dan penting.
Mari kita bersama – bersama mengungkap dan mengenal gejala – gejala gangguan kesehatan mental agar kita sebagai generasi penerus dapat mencegah serta dapat lebih melihat gejala – gejala gangguan kesehatan mental yang telah lama tumbuh diklangan masyrakat sekitar kita. Selain itu kita bisa mengenal konsep kesehatan mental sebagai penambah pengenalan kita mengenai Psikoneurotik.
ISI
A. Sejarah Kajian Kesehatan Mental
Secara umum secara historis kajian kesehatan mental terbagi dalam dua periode yaitu periode pra- ilmiah dan ilmiah(langulung, 1986:23).
1. Periode Pra – Ilmiah
Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitive animism, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh – roh atau dewa- dewa.
Perubahan sikap terhadap tradisi animism terjadi pada zaman Hipocrates(460- 467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revoslusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan Naturalisme, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu akibat dari alam.
Dalam perkembangan selanjutnya, pendekatan naturalistic ini tidak dipergunakan lagi dikalangan orang – orang Kristen. Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel(1745-1826) menggunakan filsafat politik dan sosila untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi Kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di Rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat di Tembok dan di tembahk tidur. Para pasien yang telah Dirantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dipandang sangat berbahaya dibawa jalan – jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, di antara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak menunjukan lagi kecendrungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.
2. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animism(irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional(ilmiah), terjadi pada saat berkembanganya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Penisylvania. Di Rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap lunaties(orang- orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui bagaimana menyembuhkannya. Rush melakukan Usaha yang sangat berguna untuk memahami orang – orang yang menderita gangguan mental tersebut dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan Psikologi abnormal dan psikiatri ini memeberikan pengaruh kepada lahirnya mental hygine yang berkembang menjadi suatu body of knowlege berikut gerakan – gerakan yang teroragnisir. Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam biadang pencegahan gangguan kesehata mental dan pertolongan bagiborang – orang miskin dan lemah. Dorothy Lynde Dix lahir pada Tahun 1802 dan meniggal dunia tanggal 17 Juli 1887. Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang – orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis, selama 40 tahun dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang – orang gila secara lebih manusiawi. Usaha dimulai dari rumah sakit jiwa kemudian dilanjutkan ke ruamh – rumah penjara. Berkat usahanya tak pernah kenal lelah akhirnya didirikanlah 32 rumah sakit jiwa Di Amerika serikat.
Perkembangan gerakan – gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bhakan karena jasa- jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai “The founder of The mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengibatan gangguan mental secara manusiawi. Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagi pasien gangguan kesehatan mental di rumah sakit jiwa yang berbeda. Dia mendapatkan perawatan yang sangat keras dan kasar oleh para perawat yang mengobatinya itu, Setelah dua tahun ia memperbaiki dirinya dan dia mulai mengembangkan gagasan untuk memulai gerakan melindungi para pasien yang terganggu kesehatan mentalnya. Dan Seorang Beers juga melanjutkan gagasannya membuat buku yang berisikan koreksi terhadap program pelayan para pasien gangguan kesehatan mental. Kehadiran buku ini mendapat reaksi yang baik dari seorang psikolog yaitu William James . Selanjutnya Beers merancang program nasional untuk menyembuhkan para penderita gangguan kesehatan mental. Hingga sekarang dibelahan dunia lainnya telah mengenal gerakan yang dinamakan Federation For Mental Health and world Health Organization yang berguna untuk membantu untuk kesehatan mental tepatnya di Amerika serikat.
B. Definisi dan Kesehatan Mental
Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri.[3]
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia.Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.
Pertarungan psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak sanggup memilih salah satu hal tersebut.
Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa hakikat kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian, keharmonisan, dan integralitas kepribadian yang mencakup seluruh potensi manusia secara optimal dan wajar. Optimal dan wajar mengisyaratkan bahwa disadari beatapa sulitanya menemukan sosok manusia yang mencapai tingkat kesehatan mental yang sempurna. Bisa juga dikatakan, manusia berusaha mencapai kesehatan mental menuju kesempurnaan, bahkan yang lazim ditemukan, orang – orang yang mencapai tingkat kesehatan mental yang wajar. Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahsa Yunani yang berarti kejiwaan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental sehata atau kesehatan mental. Kesehatan mental adalah terhindarnya sesorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis; penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial.
Memahami masalah kesehatan mental secara luar adalah penting di zaman ini. Hal ini dikarenakan walaupun kemajuan ilmu tekhnologi, dan industrilisasi dapat memberikan kemudahan dan kesenangan kepada manusia, tetapi semuanya itu belum dapat menjamin kesejahteraan dan kebahagiaan jiwa. Ini disebabkan kemajuan yang membawa pada perubahan dalam kehidupan sosial dan budaya manusia dan sudah barang tentu mempengaruhi kehidupan jiwa. Semakin maju kebudayaan dan peradaban, semakin kompleks pula masalah dan kebutuhan hidup manusia. Merupakan suatu hal yang sangat berhubungan dengan berbagai segi kesejahteraan masyarakat seperti, kemiskinan, pendidikan, pekerjaan, dan perumahan , hingga dapat tergangguanya kesehatan mental. Banyak kasus yang telah terjadi frustasi berakhir bunuh diri karena penyakit yang tak kunjung sembuh , kemiskinan yang menyiksa dan menderita. Dan kebutuhan rohaniah sangat dibutuhkan untuk dapat sehat dalam Kesehatan mental tentunya.
A. Psikoneurosis dan Kesehatan Mental
Kehidupan modern dewasa ini tealah melenakan manusia dengan kemegahan dan keamjuan dalam segala hal. Banyak orang terpukau dengan modernisasi, mereka menyangka bahwa dengan modernisasi itu serta merta kan membawa kesejahteraan. Mereka lupa bahwa di balik modernisasiyang serba gemerlap memukau itu ada sesuatu yang dinamakan the agony of modernization, yaitu kesengsaraan karena modernisasi.
Perasaan, cemas, iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu, takut dan kekhawatiran yang tidak beralasan dalam masyarakat modern. Gejala- gejala gangguan kesehatan mental dapat dilihat dari persaan, pikiran, tingkah laku dan kesehatan badan.
Disorder Fungsional mental ini (nervous system) mencakup pula disentrigasi sebagian dari kepribadian; khususnya yang berkenaan dengan tidak adanya atau berkurangnya hubungan antara pribadi dengan sekitarnya. Psikoneurosis menimbulakan gejala – gejala seperti :
1. Histeria( ganguan pada syaraf - syaraf yang membesarkan/ mengecilkan pembuluh – pembuluh darah)
2. Bentuk – bentuk disosiasi kepribadian dan lingkuangan
3. Psikastenia merupakan tipe psikoneurosa ditandai oleh reaksi – reaksi kecemasan
4. Gangguan pada gerak wajah serta otot yang meregang
Psikoneurosis menurut JP Chaplin adalah bentuk kekacauan atau gangguan mental yang lunak dan tidak berbahaya. Konsep ganguan mental menurut pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan kesehatan mental(PPDGJ III ) sindrom atau pola perilaku, psikologik seseorang yang secra klinik cukup bermakna, dan yang secra khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan(distress) atau impairment disability didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia.
B. Faktor – Faktor Penyebab Psikoneurotik
Dari berbagai macam penyakit kementalan yang dialami oleh individu hampir tidak pernah disebabkan oleh faktor psikologis dan cultural . yang menyebabkan timbulnya banyak stress dan ktegangan – ketegangan kuat yang kronis pada seseorang. Sehingga pribadi mengalami frustasi dan konflik – konflik emosional, dan pada kahirnya mental breakdown.
Sebab - sebab timbulnya Psikoneurosa dikalangan masyarakat saat ini sebagai berikut :
1. Tekanan sosial (kecemasan , ketakutan, Ketegangan dalam batin sehingga mengalami patah mental
2. Frustasi akibat konflik emosional dan internal yang serius sejak masa kanak – kanak
3. Tidak Rasional ( pertahananan diri yang kurang secara fisik dan Mental)
4. Pribadi yang Labil Kemauan lemah
C. Bentuk – Bentuk Psikoneurotik
1. Neurasthania
2. Anxiety Neurosis
3. Histeria
4. Psikistenia
5. Hipokondria
6.Psikosomatisme(otonomi Psikifisiologis)
Dari keenam bentuk – bentuk psikoneurotik saya membahas salah satu bentuk gangguan kesehatan mental itu yaitu : Hipokondria . Mungkin kita jarang mendengar tentang gangguan kesehatan mental ini , padahal gangguan kini sering kita temui dalam permasalahn internal atau konflik internal. Hipokondria merupakan kondisi kecemasan yang kronis, dan penderitanya selalu merasakan ketakutan dan kecemsan terhadapa kesehatan badan sendiri . Sedangkan Menurut J. P. Chaplin, Hipokondria adalah suatu perhatian penuh kerisauan hati yang dilebih- lebihkan pada kesehatan pribadi. Pada kasus ini, penderita mengeluh macam – macam penyakit fisik. Secara lebih rinci, ciri – ciri yang ditunjukkan oleh seorang hipokondria adalah sebagai berikut ia merasa kurang enak pada bagia – bagian tubuh tertentu seperti perut, dada, kepala, alat kelamin, atau ditempat – teampat lain, namun ia ia tidak dapat memberikan gambaran jelas tentang simptom- simptomnya itu. Ia juga senantiasa was – was dan sangat peka dengan tanda adanya penyakit baru, lazimnya seorang hipokondria senagn membaca buku – buku artikel kesehatan, laulu merasa yakin bahwa dirinya mengidap penyakit tertentu yang baru dibacanya.
Penyebab hipokondria bisa bermacam – macam anatara lain, frustasi tertentu sebagai faktor pencetus. Misalnya seorang gadis yang tiba – tiba mengeluh menderita macam – macam penyakit sesudah putus hubungan dengan tunangannya dan perhatian yang berlebihan pada fungsi- fungsi tubuh di masa kecil, entah karena meniru orang tua atau karena sakit keras, sehingga menjadikan yang bersangkutan pusat perhatian dikeluarganya. Dengan Kata lain, hipokondria merupakan gangguan khas orang – orang yang haus perhatian dari orang lain.
Seorang hipokondria sering sangat susah ditolong. Bila di Tolong keluhan – keluhan disangkal karena memang tidak terbukti, maka ia akan merasa kurang atau tidak percaya dan segera akan memutuskan hubungan terapeutik dengan psikiater atau konselor yang merawatnya. Akibatnya, ia sering berpindah – pindah terapi. Pada dasarnya cara menolongnya adalah dengan membuatnya menyadari sumber gangguannya dan mengembangkan cara – cara yang efektif untuk mengatasi problemnya.
D. Gangguan Mental dan Perspektif Psikologis
Kemajuan Dunia terapi sekarang sejalan dengan kemajuan masyrakat. Pekerjaan di masyrakat. Pekerjaan di masyrakat kita sudah tersiferensiasi kearah yang lebih baik. Pekerjaan- pekerjaan di masyrakat kita sudah terdiferensiasi kearah yang lebih baik . Pekerjaan – pekerjaan yang semula satu jenis , kini mulai terbagi menjadi bagian – bagian yang amat spesifik, misalnya konseling sebagai salah satu hubungan pemberian bantuan professional. Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memilki kedekatan hubungan dengan konseling adalah psikologi; bahkan, secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi dari psikologi, terutama jika dilihat dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses penyelenggara. Dalam penyelenggaraannya konseling dan psikoterapi tersebut seorang konselor atau terapis menggunakan berbagai model pendekatan.
Psikoanalisis adalah suatu teori kepribadian, system filasafat, dan metode psikoterapi . Teknik – teknik utama adalah penafsiran, analisis mimpi, asosiasi bebas, analisis bebas, analisis resistensi dan analisis transferensi. Semua teknik tersebut dirancang untuk membantu klien memperoleh jalan masuk kedalam konflik – konflik tak sadar yang mengarah kepada pemahaman dan asimilasi material baru oleh ego. Diagnosis dan pengetesan sering digunakan, serta adanya pertanyaan utuk mengembangkan suatu sejarah. Dlam psikoterapi menggunakan teaori psikoanalaisis, ahli jiwa perlu mengetahui seluruh pengalaman yang tealh dilalui oleh penderita. Itulah sebabnya perwatan dengan cara ini memakan waktu yang agak lama, terutama apabila penderita tidak mau berterus terang atau menolak menceritakan segala sesuatu yang pernah dialami. Para Terapis yang berorientasi psikoanalitik dapat menggunakan metode- metode penafsiran mimpi, assosiasi bebas, analisis resistensi – rsistensi dan transferensi, Juga mengani hubungan masa lampau kliennya, pada saat yang sama mereka bisa menggabungkan sumbangan- sumbangan dari aliran – aliran lain, Khusunya dari para neo – Freudian yang menekankan faktor – faktor sosial budaya dalam perkembangan kepribadian. Dengan kata lain dapat disimpulkan dari beberapa psikoneurosis yang ada dapat disembuhkan melalui teori Psikoanalisis yang mencakup terapi dan konseling.
Sumber Pencarian ;
http://miftah19.wordpress.com/2010/02/09/kesehatan-mental-part-1/10 februari 2010.22.32 WIB
http://loverboy.blogdetik.com/2011/02/11/sejarah-kesehatan-mental/10 februari 2010.22.40 WIB
Chaplin.J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta
Foodor Nandor & Frank Gaynor.1958.Kamus Psikoanalisis Sigmund Freud.Penerbit e- Nusantara.Yogyakarata
Kholil Lur Rochman 2010.Kesehatan Mental. STAIN Press. Purwokerto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar