Minggu, 06 Maret 2011

Kepribadian Sehat dari sudut 3 Aliran

Psikoanalisa merupakan bagian dari psikologi yang tak bisa terlepaskan dari kekuatan alam bawa sadar , Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini. Inilah yang membuat banyak orang berdecak kagum dengan hasil hasil temuan seorang Freud, dan para pengikutnya dengan sebutan fruedian. Karena hasil temuannya membawa perkembangan ilmu psikologi serta penawaran pengobatan dan konsultasi dengan ilmu bawah sadar ini . Dikarenakan pemakan alam bawa sadar manusia lebih sering terpakai dibandingkan dengan alam sadar kita sesungguhnya. Keyakinan ini juga diikuti pengajaran pengetahuan tentang alam bawah sadar . selain itu ajaran ini juga dikembangkan oleh seorang wanita , yang tidak lain adalah anna freud yaitu anak dari Sigmund Freud. Inilah sebagian tentang psikologi analisa yng juga mncendrungkan emosi serta dorongan seksual yang lebih cenderung dalam perkembangan nafsu yang hadir dalam setiap Individual ;
• Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
• Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
• Manusia lebih didorong oleh dorongan seksual yang sangat agresif
• Perkembangan dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik baik itu pada masa kanak-kanak yang direpresi serta masa bernjak dewasa yang sangat kompulsif. Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.

Behaviorisme, yaitu sebagai aliran memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.

Selain itu behaviorisme menekankan beberpa faktor dalam teorinya :

• Mementingkan faktor lingkungan

• Menekankan pada faktor bagian

• Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.

• Sifatnya mekanis

• Mementingkan masa lalu

Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.

Humanistik, Para ahli psikologi humanistik, telah memiliki sudut pandang yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe individu yang berbeda dari apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisa, yaitu bentuk-bentuk psikologi tradisional. Aliran ini menganggap setiap orang memiliki kemampuan untuk lebih baik.

Bagi ahli-ahli psikologi humanistik, manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Meskipun kebanyakan ahli psikologi humanistik tidak menyangkal bahwa stimulus-stimulus dari luar, instink-instink, dan konflik-konflik masa kanak-kanak mempengaruhi kebribadian, namun mereka tidak percaya bahwa manusia merupakan korban yang tidak dapat berubah dari kekuatan-kekuatan negatif. .

Manusia harus dapat mengatasi masa lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial menghambat.

Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya, untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada.

Para pendukung gerakan potensi manusia mengemukakan bahwa ada suatu tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sangat diperlukan, yang melampaui’normalitas’. Mereka berpendapat bahwa manusia perlu memperjuangkan tingkat pertumbuhan yang lebih maju supaya merealisasikan atau mengaktualisasikan semua potensinya, dan tidak cukup hanya seseorang bebas dari sakit emosional. Dengan kata lain, tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis, tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Tidak adanya sakit emosional hanya merupakan suatu langkah pertama yang diperlukan untuk pertumbuhan dan pemenuhan, karna seorang individu harus mencapai sesuatu yang lebih jauh lagi.

Struktur – Struktur dan Dinamika Kepribadian

Dalam Teori Kepribadian allport melihat dari traits dan tingkah laku manusia yang didorong oleh sifat – sifat. Adapun sikap elektis Allport nyata sekali dalam banyak konsepsi yang diterimanya sebagai sesuatu yang berguna untuk memahami tingkah laku manusia . allport berpendapat bahwa masing – masing pengertian refleks bersyarat, kebiasaan , sikap , sifat, diri, dan kepribadian itu kesemuanya masing – masing adalah bermanfaat.

Tetapi semua walaupun semua pengertian itu diterima dan dianggap penting. Namun tekanan utama diletakaannya pada sifat (trait), sedang disamping itu sikap (attitude) dan intense( Intentions) diberinya kedudukan yang kira – kira sama, sehingga ada yang menamakan psikologi Allport itu adalah “trait Psychology” . Dalam teori Allport ini kedudukan pengertian trait dapa tdibandingkan dengan kedudukan pengertian need pada Murray dan libido pada freud sentiment pada Mcdougall. Sebelum berbicara sampai mengunsur tentang trait itu terlebih dahulu marilah kita pelajari definisi Allport tentang kepribadian.

A. Kepribadian Watak dan tempramen

Secara singkat dia mendefisikan kepribadian itu sebagai”What a man really is”, dengan pandangan ini Allport memaknai kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukancaranya yang khas dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan.

Adapun watak sebagai penunjuk arti normative ataupun yang mengkarakter kepribadian . selain itu adapula tempramen yang merupakan disposisisi sangat erat hubungannya dalam faktor biologis serta fisiologi dan perananya dalam memodifikasi perkembangan.Salah satu sifat yang membuat seseorang berekasi diluar dari sensitivitas emosi perasaan yang ada..

Trait Kepribadian

` Trait adalah karakteristik atau kualitas yang membedakan, yang diukur dalam kontinum, yang mengarahkan perilaku individu. Trait bersifat konsisten dan cenderung tidak berubah sebagai reaksi terhadap stimulus-stimulus dari lingkungan.

Karakteristik Trait

1. Trait kepribadian adalah sesuatu yang nyata dan dimiliki oleh setiap individu, bukan sekedar konstruk teoritis semata untuk menjelaskan perilaku.

2. Trait menentukan dan menyebabkan individu berperilaku. Trait memotivasi individu untuk mencari stimulus yang sesuai dan berinteraksi dengan lingkungan untuk memunculkan perilaku.

3. Trait dapat ditunjukkan secara nyata. Dengan melakukan observasi selama beberapa jangka waktu tertentu kita dapat membuat kesimpulan berdasarkan bukti adanya trait-trait yang selalu muncul / konsisten sebagai respon individu terhadap suatu stimulus yang sama atau yang mirip.

4. Trait-trait yang ada saling berhubungan satu sama lain, dapat juga terlihat tumpang tindih. Sebagai contoh trait agresif dan trait hostility (permusuhan) adalah dua trait yang berbeda, tetapi keduanya berhubungan satu sama lain, yang kerap muncul bersamaan atau muncul setelah trait yang satu dalam perilaku individu.

5. Trait bervariasi tergantung pada situasi yang dihadapi. Misalnya seorang dapat menampilkan trait terorganisir / rapi pada satu situasi, namun pada situasi lainnya dia menunjukkan trait ketidakteraturan.


Kategori Traits

1. Personal Dispositions : Ini adalah jenis trait yang khas yang dimiliki oleh setiap individu, atau sekumpulan individu

2. Cardinal traits : Trait yang memiliki kekuatan pengaruh yang besar, sangat mudah meresap dalam setiap individu. Sebagai contoh nya adalah chauvinism dan sadisme. Tidak semua individu memiliki trait ini, dan sekalipun ada tidak selalu dimunculkan dalam setiap situasi.

3. Central Traits : Trait-trait yang menggambarkan perilaku individu (biasanya yang baik), seperti rasa belas kasihan, dsb. Setiap orang biasanya memiliki beberapa central trait ini.

4. Secondary Trait : Trait yang tidak terlalu besar pengaruhnya, yang kemunculannya tidak konsisten atau hanya bisa diidentifikasi oleh beberapa orang terdekat. Misalnya selera musik dan makanan favorit.

Sikap dan Kebiasaan

Kebiasaan adalah respon-respon spesifik yang konsisten diberikan terhadap suatu stimulus tertentu, sehingga pada akhirnya menjadi perilaku yang otomatis, dan lama kelamaan dapat membentuk trait. Misalnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan menggosok gigi sebelum tidur lama kelamaan akan membentuk trait, “ hidup bersih “.

Sikap memiliki pengertian yang sedikit mirip dengan kebiasaan, hanya saja sikap selalu memiliki objek sikap yang spesifik yang melibatkan evaluasi positif atau negative terhadap objek sikap tersebut.

Kepribadian dan Motivasi

Functional Autonomy of Motives

Menurut konsep ini orang dewasa yang matang dan sehat secara psikologis terbebas dari kungkungan pengalaman masa lalunya. Dorongan-dorongan dan kekuatan yang mengarahkan perilaku dan kehidupan individu adalah otonomi, atau kemandirian. Bisa saja individu masih memiliki keterkaitan dengan pengalaman masa lalunya, namun pengalaman masa lalu itu tidak lagi memiliki kekuatan, atau menjadi pengendali atas tindakan dan kehidupan masa kini atau masa mendatang individu.

Functional Autonomy ini terbagi menjadi dua, yaitu ;

1. Perseverative Functional Autonomy

Ini adalah tingkat otonomi fungsional yang paling rendah, ketika individu melakukan aktivitas atau kegiatan rutin sehari-hari. Pada manusia ketika kita melakukan kegiatan yang rutin dan akan selalu kita lakukan meskipun tanpa adanya penguatan eksternal atau reward.

2. Propiate Functional Autonomy

Merupakan tingkat otonomi fungsional yang penting dan esensial dalam memahami motivasi individu dewasa. Kata propiate sendiri berasal dari kata propium, yaitu terminology yang digunakan Allport untuk menjelaskan ego dan self. Berkaitan dengan self-image, nilai-nilai tertentu yang dianut dan gaya hidup. Tiga hal yang menjadi prinsip dari Propiate Functional Autonomy ini adalah :

- Tingkat pengorganisasian energy atau usaha yang dikerahkan

- Menjadi ahli dan kompeten

- Mempertahankan konsistensi dan integrasi kepribadian

Kepribadian Masa Dewasa : Individu dewasa normal dan sehat secara psikologis adalah individu yang mampu berfungsi secara mandiri tidak tergantung atau dikendalikan oleh motif-motif masa lalu / masa kanak-kanak. Mampu berfungsi secara rasional dan dengan sadar menciptakan gaya hidup mereka sendiri.

Kepribadian Individu Dewasa

Allport tidak banyak membahas tentang abnormalitas, tetapi dia lebih banyak berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang sehat dan positif. Kriteria kepribadian dewasa yang sehat dan positif antara lain :

1. Individu dewasa yang matang mengaitkan dirinya dengan lingkungan sosial dan aktivitas-aktivitas lain diluar dirinya sendiri

2. Individu dewasa yang matang mampu bergaul hangat dengan orang lain, mengembangkan intimasi, belas kasihan juga rasa toleransi.

3. Individu dewasa yang matang menunjukkan kemampuan penerimaan diri dan memiliki rasa aman secara emosional.

4. Memiliki persepsi yang rasional, mengembangkan keahlian dan talenta yang dimiliki serta memiliki komitmen terhadap pekerjaan.

5. Memiliki selera humor atau yang disebut Allport self-objectification, yang merupakan salah satu bentuk pemahaman dan pengenalan diri sendiri.

6. Memiliki keutuhan filosofi mengenai hidupnya, yang akan mengarahkan seluruh perilaku dan perencanaanya mengenai masa depan.

Assessment dalam Penelitian Allport

Allport menggunakan Personal Document Technique yang merupakan metode untuk mengetahui kepribadian yang melibatkan catatan-catatan harian, atau rekaman pembicaraan dengan subjek yang diteliti.

Nilai (Value)

Pada tahun 1920 seorang ahli bernama Eduard Spranger mengadakan penelitian mengenai minat dan motif, dengan meneliti nilai-nilai yang dimiliki individu tersebut. Allport sependapat dengan Spranger bahwasanya setiap individu memiliki nilai-nilai dalam kehidupannya, yang berbeda tingkat dominansinya, yang akan mempengaruhi kepribadiannya.

1. Nilai teoritis

2. Nilai ekonomis

3. Nilai estetika

4. Nilai sosial

5. Nilai politis

6. Nilai religious

Perilaku

Allport membedakan perilaku menjadi expressive behavior dan coping behavior. Coping behavior adalah perilaku yang dilakukan dengan terencana, secara sadar dan dilakukan untuk tujuan tertentu. Sementara expressive behavior adalah perilaku yang umumny muncul secara spontan, kadang susah untuk dirubah, tujuannya tidak jelas dan terencana seperti coping behavior. Misalnya, ketika seorang dosen mengajar dia akan memiliki copig behavior (mengajar berdasarkan urutan materi yang disediakan), sementara dalam proses penyampaian materi dosen akan banyak melakukan gerakan, bahasa tubuh, intonasi suara yang berubah-ubah yang tidak bisa dielakkan. Hal ini merupakan perilaku spontan yang secara tidak langsung menggambarkan elemen kepribadian yang dimiliki dosen tersebut.


Kesimpulan

Seorang Allport adalah ahli psikologi yang megabdikan hidupnya dalam perkembangan psikologi hingga sekarang . selain itu dia juga menulis beberapa buku yang berisikan tentang kepribadian , pembeljaran pengukuran dalam tes psikologi, ilmu pengetahuan psikologi , dan masih banyak lagi. Selain itu tulisan – tulisannya juga yang sangat kompleks dan khas (unik) daripada tingkah laku manusia, pengukuran pada konsepsi empiris dan melihat apa yang menghambat dalam kemajuan psikologi. Bagi seorang Allport kepribadian adalah masalah yang harus dihadapi dengan cara yang sebaik mungkin yang dapat dipergunakan pada dewasa ini, karena itulah maka dia memperhatikan soal – soal desas – desus , radio, prasangka, kepercayaan, sikap dan lain – lain persoalan manusia.

Banyak orang memandang bahwa ahli psikologi satu ini sangat memandang enteng dalam definisi psikologi kepribadian. Adapun yang melihat psikologi kepribadian dari hal masyarakat serta pemerintahan yaitu seorang Erich fromm . Ia melihat kepribadian dari latar belakang masyrakat dimana ia tinggal serta ia membandingkan kepribadian dari sudut filsafat serta realitas.

Sumber :

Baihaqi, MIF. (2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Scultz, D. & Schultz, S.E. 1994. Theories of Personality. 4th edition. Brooks / Cole Publishing Company

Suryabrata Sumadi.1982. Psikologi Kepribadian. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta

Chaplin.J.P. 1981. Kamus Lengkap Psikologi. PT. RajaGrafindo Persada.,Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar